Selasa, 21 Oktober 2014

Bertani di Amerika Serikat

   Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara adikuasa karena mempunyai dominasi kuat terhadap negara-negara lain. Gelar Amerika Serikat sebagai negara adidaya di bidang ekonomi diciptakan dan didukung oleh berbagai faktor. Pertama, di bidang agraris mempunyai lahan pertanian dan peternakan yang luas. Kedua, kaya bahan tambang. Ketiga, masyarakatnya menguasai teknologi yang memadai. Keempat etos kerja masyarakatnya tinggi. Kelima, tingkat partisipasi masyarakat di bidang pembangunan tinggi serta para pemimpinnya mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan warganya. 


Sektor pertanian di Amerika dilaksanakan dengan menggunakan teknologi modern dan semangat kerja keras para petaninya. Lahan pertanian negara ini meliputi 47% dari luas wilayah negara dengan menggunakan sistem monokultur (satu kawasan satu jenis tanaman). Hasil pertanian Amerika Serikat, antara lain jagung, kedelai, gandum, kapas, beras, sayuran, tembakau, dan buah-buahan. 

Amerika serikat salah satu negara maju yang telah berpengalaman menerapkan pengolahan lahan pertanian dalam skala luas menggunakan mesin pertanian. Bahkan telah memproduksi sendiri mesin-mesin pertaniannya. Tanpa dukungan infrastruktur dari pemerintah, Amerika serikat tidak akan mampu membangun sektor pertanian seoptimal ini. Sebagai contoh kasus bagaimana pembangunan pertanian dan kebijakannya di Negara Maju, dapat diperhatikan dalam negara Amerika serikat berikut. Sejak tahun 2002, pemerintah AS memberikan subsidi sebesar US $ 19 milliar per tahun kepada petaninya, atau sekitar dua kali dari dana yang dicadangkan untuk bantuan interansionalnya. Dalam hal beras, misalnya AS telah mencadangkan sekitar US$ 100 ribu subsidi per petani yang diberikan kepada siapapun yang mau mengganti tanamannya dengan padi. Negara bagian di pantai barat seperti California dan Washington, dan negara bagian di tenggara seperti Lousiana, South dan North Carolina memang sedang antusias mengembangkan agribisnis padi sawah. Proses agribisnis di Amerika serikat dimulai dengan proses analisa tanah, pengolahan sampai penanaman dan panen. Setelah itu benih yang telah dipanen, kemudian dijual kepada pengusaha besar seperti Monsanto, Pioneer, Cargill dan masih banyak lagi. Perusahaan besar tersebut kemudian melakukan tindakan seperti ekspor ke luar negeri, mengolah produk seperti menjadi bahan bakar ethanol, makanan ternak, atau kemudian menjualnya kembali kepada produsen lain untuk dijadikan produk yang lain. Keseluruhan proses ini melibatkankan tiga system agribisnis yaitu input (penanaman benih), on-farm (proses penanaman sampai panen) dan output (ekspor, pengolahan dan penjualan benih).



Kemajuan pertanian Amerika Serikat (AS) terutama di bidang tanaman biji-bijian seperti jagung, kedelai, wheat, sorghum, dan padi, tidak terlepas dari kebijakan dan dukungan pemerintah yang konsisten terhadap petani. Kebijakan dan dukungan diberikan dan dinikmati langsung oleh petani dengan tujuan utama adalah untuk menjaga agar usaha pertanian tetap menarik, menguntungkan, dan petani terhindar dari resiko kerugian dalam kondisi apapun. Dengan kebijakan dan dukungan tersebut kegiatan pertanian di AS dapat terus berkembang dan bersaing di pasar internasional.





Salah satu kebijakan AS untuk memajukan pertanian adalah mengadakan Farm Bill. Farm Bill adalah salah satu produk legislasi AS yang disahkan oleh Kongres AS setiap 5 tahun. Undang-undang ini mengalokasikan anggaran untuk membantu petani dan program-program di sektor pertanian AS, mencakup bantuan tunai langsung ke petani (direct payment), pembangunan kawasan pertanian dan pemasaran internasional.


Farm Bill yang disahkan pada tanggal 18 Juni 2008 yang berlaku hingga tahun 2012 dan menggantikan Farm Bill sebelumnya yaitu Farm Bill 2002. Farm Bill 2008 atau lebih dikenal dengan The Food, Conservation, and Energy Act of 2008 mencakup 15 program diantaranya adalah commodity price and income supports, farm credit, trade, agricultural conservation, research, rural development, energy, dan foreign and domestic programs seperti food stamps dan program perbaikan nutrisi lainnya Pada Tabel 1 disajikan judul masing-masing program dan cakupannya dan alokasi anggaran dari masing-masing program tersebut.


Alokasi anggaran terbesar kedua setelah program Nutrisi (Title IV) adalah adalah program Komoditas (Title I). Pada Farm Bill 2008 program ini mendapatkan alokasi anggaran sebanyak $42 milyard atau sekitar 15% dari total dana Farm Bill.


Program komoditi ini secara umum terdiri atas 3 bentuk pembayaran ke petani: (1) pembayaran langsung (direct payments) tahunan yang penetapannya tidak berkorelasi dengan tingkat produksi dan harga, (2) counter-cyclical payments yang dikeluarkan apabila harga jatuh di bawah harga yang sudah ditargetkan sebelumnya, dan (3) marketing assistance loans yang menyediakan pendanaan sementara (interim financing) dan, jika harga komoditi jatuh dibawah harga yang disepakati dalam kontrak pinjaman, menjadi tambahan bantuan pendapatan (additional income support). Program Komoditas ini menjadi semacam jaring penyelamat (safety net) untuk melindungi petani dari kejatuhan harga komoditi pada saat panen dan membantu meningkatkan pendapatan petani.





Subsidi harga dan bantuan pendapatan, dikemas dalam Title I (Program Komiditas), diberikan pemerintah ke petani didasarkan pada pertimbangan bahwa pasar tidak mampu menyeimbangkan antara besarnya pasokan dan permintaan. Pada saat panen melimpah sementara permintaan tetap, harga komoditi pertanian menjadi sangat rendah dan kondisi ini tidak baik bagi kesejahteraan petani dan keberlanjutan system produksi pertanian. Demikian pula yang terjadi di tingkat petani, petani tidak dapat merespon secara cepat dan proporsional apabila terjadi perubahan harga misalnya dengan mengurangi produksinya jika harga panen jatuh. Jatuhnya harga panen akibat kelebihan produksi akan merugikan petani karena biaya sudah terlanjur dikeluarkan sementara petani pun sudah harus menyiapkan tanaman untuk musim tanam berikutnya dimana tingkat harga pada musim panen berikutnya itupun tidak jelas.


Untuk itu, maka penyediaan subsidi harga dan pendapatan ini diberikan untuk menstabilkan tingkat pendapatan petani dengan mengalihkan sebagian resiko tersebut diatas dari petani ke pemerintah. Resiko tersebut antara lain ketidak stabilan harga komoditas jangka pendek dan perbaikan kapasitas dalam jangka panjang. Tujuannya adalah menjaga daya saing ekonomi sektor pertanian dengan demikian dapat bersaing secara global dalam menghasilkan pangan dan serat.


Subsidi ini awalnya dimulai pada tahun 1930-an ketika terjadi resesi ekonomi berat (great depression) di AS. Tujuan awalnya adalah untuk mengontrol tingkat pasokan komoditas dan pengelolaan stock sehingga tingkat pendapatan petani dapat terjaga pada level yang menguntungkan, namun kemudian telah berubah pendekatannya menjadi semacam bantuan tunai langsung (direct income support payments).


Sebagai contoh, Target Price (TP) untuk jagung ditetapkan dalam Farm Bill 2008 sebesar $2,63/bushel, direct payment untuk jagung sebesar $0,28/bushel, dan loan rate sebesar $1,95/bushel. Jika harga pasar diatas $2,35/bushel ($2,63 - $0,28) maka petani tidak menerima bantuan counter-cyclical dan loan deficiency program (LDP). Jika harga pasar antara $1,95 dan $2,35/bushel, maka petani menerima bantuan counter-cyclical payment namun tidak untuk LDP. Jika harga pasar jatuh di bawah $1,95/bushel, maka petani akan menerima kedua jenis bantuan, countre-cyclical payment sebesar $0,40/bushel dan LDP yang besarnya adalah selisih antara loan rate ($1,95) dengan harga pasar. Sedangkan pembayaran langsung (direct payment) sebesar $0,28/bushel akan tetap diterima petani seberapapun harga pasar pada saat itu.




Pada tahun 2010/2011 luas lahan yang ditanami jagung di AS sekitar 88,2 juta acres (36 juta ha). Jika tiap petani jagung mengelola lahan sekitar 200 acres (80 ha) maka diperkirakan terdapat sekitar 441.000 petani individu atau keluarga yang terlibat kegiatan produksi jagung. Hasil yang dicapai pada tahun 2010/2011 dari areal jagung yang berhasil dipanen seluas 81,4 juta acres (33 juta ha) dihasilkan sebanyak 12,437,920,000 bushel jagung atau setara dengan 315 juta ton. Dengan demikian subsidi yang diterima petani dari direct payment program untuk jagung adalah sebesar $3,5 Milyar (total produksi jagung dalam bushel x $0.28) atau sekitar $125.000 per individu dan menjadi $250.000 jika suami dan istri petani bekerja full time di diproses produksi jagung.

Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.

Cara AS memajukan pertanian




Kemajuan pertanian dengan menerapkan perkembangan teknologi dan inovasi terkini, membuat Amerika Serikat menjadi negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Dukungan pemerintah dan kalangan universitas menjadikan petani di sana makmur.

Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian.

Hasil tani utama para petani AS, antara lain gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke sejumlah negara. Indonesia, antara lain mengimpor kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Sungguh sebuah ironi. Ya...., berbagai tanaman ini semestinya dapat dihasilkan di tanah Indonesia yang subur.

Kalau kita menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat bahwa sebelum orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika, suku Indian telah menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah ribuan tahun. Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai berdatangan, pertanian semakin meluas di sana.

Teknologi pertanian AS semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai ke AS, tetapi tidak membuat mereka meninggalkan pertanian. Justru pertanian di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.

Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus dari tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Kemajuan teknologi membuat pertanian semakin maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin luas. Kebanyakan lahan pertanian di AS ditanami, antara lain jagung dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan.

Bahkan komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah banyak juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di AS pada tahun 1950-an, kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai dari AS adalah Indonesia.


Sumber:


1.http://m.tabloidsinartani.com/index.php?


2. http://pameranpertanian.blogspot.com/p/negara-dengan-pertanian-terbaik.html


3. http://imhepioza.blogspot.com/2011/11/manajemen-agribisnis-negara-amerika.html


4. http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian


5. http://rahayu89.blogspot.com/2012/07/amerika-sebagai-negara-agraris-dengan.html

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus